Kutipan berita :
JAKARTA (Suara Karya): Setelah Komunitas Air Mata Guru, Sumatera
Utara, kini organisasi Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengungkap
kekacauan yang terjadi selama pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat
SMA/SMK/MA. Hasil pantauan FSGI dalam empat hari terakhir ini menunjukkan
kecurangan terjadi di sejumlah kota di tujuh provinsi.
"Tujuh provinsi itu adalah Sumatera Utara, Jawa Tengah (Kota
Brebes), Sulawesi Tenggara (Kabupaten Muna), Jawa Barat (Kabupaten Bekasi), Banten
(Kota Pandeglang), DKI Jakarta, dan Jawa Timur," kata Sekjen FSGI Retno
Listiyarti dalam jumpa pers di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta,
Kamis (19/4).
Pemenuan bukti- bukti kecurangan
pada saat ujian nasional beraneka ragam caranya diantaranya:
1.
Federasi Serikat Guru Indonesia( FSGI) menemukan seorang siswa yang datang ke sekolah lebih pagi
untuk menyalin kunci jawaban sebanyak lima paket yang diberikan seseorang.
Empat paket kunci jawaban diletakkan pada bagian kanan dan kiri kaus kaki
siswa, serta satu paket jawaban diletakkan di balik dasi siswa.
2.
pengawas menemukan kunci jawaban tergeletak di meja panitia.
3.
pengawas menyaksikan para siswa tampak mengisi lembar jawaban
tanpa membaca soal. Diduga, para siswa sudah menghafal kunci jawaban.
Maraknya laporan
kecurangan selama UN tampaknya selaras dengan jumlah aduan di posko pengaduan
yang terus meningkat. Hingga hari keempat pelaksanaan UN, tercatat ada 837
aduan dari berbagai pihak.
Kepala Pusat Informasi
dan Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad, dalam kesempatan terpisah, di Jakarta, Kamis
(19/4), memaparkan, dari 837 laporan yang masuk, sebanyak 407 laporan terkait
pengaduan UN seperti isu kebocoran, isu kecurangan, kunci jawaban palsu dan
yang lainnya. Sebanyak 107 terkait informasi UN seperti jadwal pelaksanaan UN,
posko aduan UN, dan standar kelulusan.
"Sedangkan sisanya
323 pengaduan terkait dengan kisi-kisi UN, distribusi UN, pembagian UN salah,
kartu UN hilang, dan masih banyak lagi," ujar Ibnu.
“Sangat di sayangkan
jika memang benar adanya tentang kebocoran kunci jawaban ujian nasional tingkat
SMA/SMK/MA.karna terdengar kurang adil untuk para siswa/i yang benar – benar
berusaha belajar dengan sungguh – sungguh untuk mendapatkan nilai maksimal pada
saat ujian nasional tanpa harus melihat kunci jawaban. Belajar selama 3 tahun
akan terasa sia-sia jika di akhiri dengan kecurangan,hasil yang di peroleh juga
akan terasa tidak memuaskan,karena hasil yang di dapat bukan murni dari pemikiran
kita sendiri,melainkan hasil yang di peroleh dari kecurangan yang di perbuat.”
http://www.suarakarya-online.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar