Sabtu, 19 Mei 2012

MARAKNYA KUNCI JAWABAN PALSU YANG BEREDAR PADA SAAT BERLANGSUNGNYA UJIAN NASIONAL


 Kutipan berita :

JAKARTA (Suara Karya): Setelah Komunitas Air Mata Guru, Sumatera Utara, kini organisasi Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengungkap kekacauan yang terjadi selama pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK/MA. Hasil pantauan FSGI dalam empat hari terakhir ini menunjukkan kecurangan terjadi di sejumlah kota di tujuh provinsi.

"Tujuh provinsi itu adalah Sumatera Utara, Jawa Tengah (Kota Brebes), Sulawesi Tenggara (Kabupaten Muna), Jawa Barat (Kabupaten Bekasi), Banten (Kota Pandeglang), DKI Jakarta, dan Jawa Timur," kata Sekjen FSGI Retno Listiyarti dalam jumpa pers di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, Kamis (19/4).
Pemenuan bukti- bukti  kecurangan pada saat ujian nasional beraneka ragam caranya diantaranya:
1.      Federasi Serikat Guru Indonesia( FSGI) menemukan seorang siswa yang datang ke sekolah lebih pagi untuk menyalin kunci jawaban sebanyak lima paket yang diberikan seseorang. Empat paket kunci jawaban diletakkan pada bagian kanan dan kiri kaus kaki siswa, serta satu paket jawaban diletakkan di balik dasi siswa.
2.      pengawas menemukan kunci jawaban tergeletak di meja panitia.
3.      pengawas menyaksikan para siswa tampak mengisi lembar jawaban tanpa membaca soal. Diduga, para siswa sudah menghafal kunci jawaban.

Maraknya laporan kecurangan selama UN tampaknya selaras dengan jumlah aduan di posko pengaduan yang terus meningkat. Hingga hari keempat pelaksanaan UN, tercatat ada 837 aduan dari berbagai pihak.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad, dalam kesempatan terpisah, di Jakarta, Kamis (19/4), memaparkan, dari 837 laporan yang masuk, sebanyak 407 laporan terkait pengaduan UN seperti isu kebocoran, isu kecurangan, kunci jawaban palsu dan yang lainnya. Sebanyak 107 terkait informasi UN seperti jadwal pelaksanaan UN, posko aduan UN, dan standar kelulusan.
"Sedangkan sisanya 323 pengaduan terkait dengan kisi-kisi UN, distribusi UN, pembagian UN salah, kartu UN hilang, dan masih banyak lagi," ujar Ibnu.
           
“Sangat di sayangkan jika memang benar adanya tentang kebocoran kunci jawaban ujian nasional tingkat SMA/SMK/MA.karna terdengar kurang adil untuk para siswa/i yang benar – benar berusaha belajar dengan sungguh – sungguh untuk mendapatkan nilai maksimal pada saat ujian nasional tanpa harus melihat kunci jawaban. Belajar selama 3 tahun akan terasa sia-sia jika di akhiri dengan kecurangan,hasil yang di peroleh juga akan terasa tidak memuaskan,karena hasil yang di dapat bukan murni dari pemikiran kita sendiri,melainkan hasil yang di peroleh dari kecurangan yang di perbuat.”

http://www.suarakarya-online.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar