KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh pembicara/penulis dan proses penerimaan oleh pendengar/pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang di sampaikan oleh pembicara/penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar/pembaca. Pesan yang diterima oleh pendengar/pembaca relative sama dengan yang di kehendaki oleh pembicara/penulis. Kalimat efektif itu memiliki ciri (1) koherensi (keutuhan), (2) kesejajaran, (3) pemfokusan, (4) penghematan, (5) Variasi, (6) kelogisan dan (7) kecermatan.
Syarat-syarat kalimat efektif sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara/penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar/pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
. Syarat-syarat kalimat efektif sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara/penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar/pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
1 Koherensi (keutuhan)
Koherensi (keutuhan) dalam kalimat terlihat pada adanya keterkaitan makna antardata dalam kalimat tersebut. Perhatikan contoh dibawah ini. (1a) Kami pun akhirnya saling memaafkan. (1b) Saya pun akhirnya saling memaafkan. (2a) Mereka berbondong-bondong menuju pertunjukan rakyat itu. (2b) Dia erbondong-bondong manuju pertunjukan rakyat itu. Kalimat (1a) dan (2a) di atas merupakan contoh kalimat yang memiliki keutuhan atau kepaduan, sedangkan kalimat (1b) dan (2b) tidak. Penggunaan kata ganti orang pertama tunggal saya pada (1b) sebagai subjek predikat verba saling memaafkan tidaklah tepat. Predikat verba itu memerlukan kata ganti orang yang jamak. Sementara itu, pada kalimat (2b) terlihat pada penggunaan kata ganti dia sebagai subjek predikat verba berbondong-bondong. Predikat verba itu memiliki cirii (semantis) dengan subjek jamak.2 Kesejajaran
2.1 Kesejajaran Bentuk
Kesejajaran bentuk mengacu pada kesejajaran unsur-unsur dalam kalimat. Kesejajaran unsur-unsur kalimat itu akan memudahkan pemahaman pengungkapan pikiran. Perhatikan contoh kalimat berikut. (3a) Lokasi perumahan telah dipilih, tetapi lokasi itu belum disetujui direktur. (3b) Lokasi perumahan telah dipilih, tetapi direktur belum menyetujuinya. Kalimat (3a) memperlihatkan kesejajaran bentuk kalusa, keduanya merupakan kalusa bentuk pasif. Sementara itu pada kalimat (3b) ketitidak sejajaran bentuk terlihat pada ketitidak sejajaran bentuk kalusa pasif (dipilih) dan bentuk kalusa aktif (menyetujui). Agar terdapat kesejajaran, klausa kedua di ubah menjadi klausa pasif. Jika bentuk kalusa pertama pasif, bentuk klausa berikutnya pasif pula (3a). sebaliknya, jika bentuk kalusa pertama aktif, bentuk kalusa berikutnya aktif juga. Dengan demikian kalimat (3b) dapat di perbaiki menjadi seperti berikut. (3c) Pemimpin unit telah memilih lokasi perumahan, tetapi direktur belum menyetujuinya. Kesejajaran bentuk juga perlu diperhatikan dalam kalimat yang mengandung perincian. Perhatikan comtoh berikut/ (4) Langkah-langkah dalam wawancara ialah (a) pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai, (b) utarakan maksud wawancara, dan (c) mengatur waktu wawancara. Ketidaksejajaran kalimat (4) terlihat dalam penggunaan bentuk kata pada awal rincian. Dalam rincian yang pertama digunakan bentuk kata pertemuan (nomina); dalam perincian kedua digunakan bentuk kata utarakan (verba); dalam perincian keiga digunakan bentuk kata mengatur (verba). Agar sejajar, kalimat (4) di perbaiki menjadi seperti berikut.(4a) Langkah-langkah dalam wawancara ialah (a) mengatur pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai, (b) mengutarakan maksud wawancara, dan (c) mengatur waktu wawancara.
2.2 Kesejajaran Makna
Kesejajaran makna kalimat akan terlihat melalui penataan gagasan yang cermat. Perhatikan contoh berikut ini . (5) Saya tidak memperhatikan dan mempunyai kepentingan terhadap masalah itu. Kalimat seperti itu sering terealisasi menjadi pernyataan negative (tidak memperhatikan ) digabungkan dengan pernyataan positif (mempunyai kepentingan). Akibatnya, makna kalimat (5) tidak jelas. Seharusnya, pernyataan negative di gabungkan dengan pernyataan negative pula atau sebaliknya. Dengan demikian, kalmat (5) dapat diubah sebagai berikut. (5a) Saya tidak memperhatikan dan mempunyai kepentingan terhadap masalah itu. (5b) Saya memperhatikan dan mempunyai kepentingan terhadap masalah itu.3 Pemfokusan
Yang dimaksud dengan pemfokusan adalah pemusatan perhatian terhadap bagian kalimat tertentu. Pemfokusan itu dilakukan melalui berbagai cara, antara lain melalui pengedepanan dan pengulangan.3.1 Pengedepanan
Kalimat yang difokuskan diletakan pada bagian awal kalimat. Perhatikan contoh berikut. (6) Piala Sudirman seharusnya tidak berpindah dari bumi pertiwi ini. (7) Sangat memprihatinkan keadaan perekonomian Indonesia saat itu. (8) Secara beringas mereka menyerbu pertokoan itu. Pada cotoh diatas terlihat bahwa bagian awal kalimat merupakan bagian yang difokuskan atau ditonjolkan. Unsur yang ditonjilkan pada kalimat (6) adalah subjeknya, yaitu Piala Sudirman, pada kalimat (7) adalah predikat, yaitu sangat memprihatinkan, dan pada kalimat (8) adalah keterangan, yaitu secara beringas. Unsur yang dikedepankan itu tidak ada menonjol lagi kalau susunannya diubah menjadi sebagai berikut. (6a) Seharusnya piala Sudirman tidak berpindah dari bumi pertiwi ini. (7a) Keadaan perekonomian Indonesia saat itu sangat memprihatinkan. (8a) Mereka menyerbu pertokoan itu secara beringas.3.2 Pengulangan
Pemfokusan dapat ditempuh pula melalui pengulangan bagian yang difokuskan atau ditekankan, seperti contoh berikut. (9) Rajin membaca dan rajin menulis dapat menjamin prestasi belajar demi masa depan. (10) Pandai bergaul, pandai berbicara, dan pandai membujuk orang adalah modal utama seorang pialang. Pengulangan kata rajin pada kalimat (9) dan kata pandai pada kalimat (10) dalam ragam tertentu tidak dapat dikatakan mubazir karena berfungsi untuk mempertegas pernyataan. Sebenarnya kata rajin dan pandai dapat saja hanya muncul sekali, tetapi kesannya berbeda. Bandingkan kalimat (9) dan (10) dengan kalimat (9a) dan (10a) berikut. (9a) Rajin membaca dan menulis dapat menjadi prestasi belajar masa depan. (10a) Pandai bergaul, berbicara, dan membujuk orang adalah modal utama seorang pialang.4 Penghematan
Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan kata secara hemat. Penghematan penggunaan kata itu dilakukan, antara lain, dengan cara (a) Tidak mengulang subyek yang sama, (b) Menghindari pemakaian bentuk ganda, dan (c) Menggunakan kata secara hemat.4.1 Penghilangan Subjek Berulang
Subjek berulang terdapat dalam kalimat majemuk, baik dalam kalimat majemuk setara maupun kalimat majemuk bertingkat. Dalam hal ini subjeknya harus sama pada kalimat majemuk setara subjek kalimat pertama sama dengan subjek kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya. Pada kalimat majemuk bertingkat subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat. Perhatikan kalimat dibawah ini. (11) Dia masuk ke ruang pertemuan itu, kemudian dia duduk di kursi paling depan, lalu dia asyik membaca novel. (11a) Dia masuk ke ruang pertemuan itu, kemudian duduk di kursi paling depan, lalu asyik membaca novel.Kalimat (11) adalah kalimat majemuk setara yang terdiri atas tiga kalimat dasar dengan subjek yang sama, yaitu dia. Pemunculan subjek sebanyak tiga kali tersebut jelas tidak hemat. Oleh karena itu, subjek kedua dan ketiga tidak perlu hadir sehingga terbentuk kalimat (11a) yang lebih efektif. Penghilangan subjek kalimat majemuk bertingkat terlihat pada kalimat berikut. (12) Sejak saya bertempat tinggal di Bogor, saya mempunyai banyak waktu luang. (12a) Sejak bertempat tinggal di Bogor, saya mempunyai lebih banyak waktu luang.
Pada kalimat (12) terlihat bahwa subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat. Karena subjeknya sama, salah satu subjek tersebut dapat dihilangkan sehingga menjadi kalimat (12a). Namun, harus diingat bahwa penghilangan subjek di dalam kalimat majemuk bertingkat tidak boleh dilakukan pada induk kalimat karena kalau urutan diubah akan terjadi seperti (12c). Penghilangan seperti pada kalimat (12b) dan (12c) dibawah ini harus dihindari. (12b) * Sejak saya bertempat tinggal di Bogor, mempunyai lebih banyak waktu luang. (12c) * Mempunyai lebih banyak waktu luang sejak saya bertempat tinggal di Bogor.
4.2 Penghilangan Bentuk Ganda
Di dalam pemakaian bahasa sehari-hari sering ditemukan pemakaian bentuk ganda yang dapat digolongkan sebagai bentuk ganda atau bersinonim seperti contoh berikut. adalah merupakan agar supaya seperti misalnya sangat … sekali amat sangat demi untuk hanya … sajaTiap-tiap unsur pada pasangan di atas mempunyai arti dan fungsi yang hampir sama di dalam sebuah kalimat. Oleh karena itu, penggunaan kedua unsur tersebut secara bersama-sama, terutama dalam bahasa tulis resmi, harus dihindarkan perhatikan contoh di bawah ini : (13) Bantuan untuk orang miskin itu adalah merupakan wujud kepedulian sosial masyarakat yang mampu. (13a) Bantuan untuk orang miskin itu merupakan wujud kepedulian social masyarakat yang mampu. (13b) Bantuan untuk orang miskin itu adalah wujud kepedulian social masyarakat yang mampu. (14) Penghijauan kembali lahan gundul perlu digalakkan agar supaya tidak terjadi banjir. (14a) Penghijauan kembali lahan gundul perlu digalakkan agar tidak terjadi banjir. (14b) Penghijauan kembali lahan gundul perlu digalakkan supaya tidak terjadi banjir. (15) Kualitas air tanah di daerah permukiman itu sangat baik sekali. (15a) Kualitas air tanah di daerah pemukiman itu sangat baik. (15b) Kualitas air tanah di daerah pemukiman itu baik sekali. (16) Persoalan yang dibicarakannya amat sangat penting. (16a) Persoalan yang dibicarakannya amat penting. (16b) Persoalan yang dibicarakannya sangat penting. (17) Demi untuk kepentingan rakyat banyak mereka rela berkorban apa saja. (17a) Demi kepentingan rakyat banyak, mereka rela berkorban apa saja. (17b) Untuk kepentingan rakyat banyak, mereka rela berkorban apa saja. (18) Agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka hanya memerlukan waktu beberapa hari saja. (18a) Agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mereka hanya memerlukan waktu beberapa hari saja.
Penggunaan bentuk ganda tampak pada contoh (13)- -(18). Dari segi makna dan kerapihan struktur kalimat, contoh (13)- - (18) itu tidak memperlihatkan adanya masalah kebahasan. Namun, dari segi kehematan penggunaan kata, pemakaian bentuk ganda itu mengandung kemubaziran. Oleh karena itu, yang disarankan untuk digunakan adalah contoh (13a) - - (18a) dan (13b) - - (18b).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar